Selasa, 30 April 2019

8 Rekomendasi Kamera Mirrorless Untuk Pemula


Well, 
welcome to my blog again
ini merupakan blog kelima saya ........
pada blog kali ini saya ingin merekomendasikan 10 kamera mirrorless terbaik menurut saya dan pendapan teman" saya juga........

Kenapa saya memilih kamera mirrorless, yaaa karena kamera dslr sekarang sudah mulai ditinggalkan oleh sebagian orang..... 
mengapa mulai ditinggalkan,,, 
hmmm kalo menurut saya pribadi, hal ini dikarenakan perkembang teknologo yang makin berkembang,,,, dapat dilihat dari perkembangan kamera mirrorless yang pesat.....
perkembangan tersebut yang dapat dirasakan antara lain:
  • Kamera mirrorless yang ukurannya lebih kecil dibandingkan kamera dslr, sehingga mudah dibawa-bawa
  • Kualitas hasil jepretan yang tidak kalah bagus dibndingkan kamera dslr
  • lensa mirrorless yang makin bervariasi
  • AF yang lebih cepat daripada dslr
  • Dan fitur 4K yang ada di kamera mirrorless dan belum ada di kebanyakan kamera dslr
well mnurut saya sih itu aj, mungkin kllo ada pendapat yang lain, kakak dapat menulisnya di kolom komentar yaa......
Ooohh Yaaaa jangan lupa untuk info lebih lanjut kakak" dapat menghubungi saya di
Ig @wahyu_baskara
Fb wahyu baskara
Email wahyubaskara17@gmail.com


1. Sony Alpha A9


Hasil gambar untuk sony alpha a9

Sony Alpha A9 - Kamera Mirrorles TerbaikKetika kamera mirrorless pertama dibuat, tujuan utamanya adalah melahirkan sebuah kamera digital yang simpel dan ringkas. Sehingga mudah untuk dibawa dan tidak seberat kamera DSLR. Namun, rupanya ada pengecualian untuk kamera mirrorless Sony Alpha A9.

Dari desainnya sendiri, terasa nuansa DSLR. Bisa dilihat dari handgrip yang melengkung laiknya DLSR, sangat ergonomis. Bukan lurus seperti kamera mirrorless yang lain.

Selain itu, salah satu kamera mirrorless terbaik ini juga dilengkapi dengan tombol dan fitur yang superlengkap. Tersedia dual slot SD card yang kompatibel dengan UHS-II. Juga terdapat ethernet port yang berguna untuk memindahkan file dalam jumlah banyak ke komputer secara cepat dan mudah.

Soal kemampuan, tidak perlu ditanyakan lagi. Kamera dengan sensor full frame dan dibanderol Rp 76 jutaan ini menghasilkan gambar dengan resolusi 24,2 megapiksel.

Sony Alpha A9 juga bisa jadi andalan saat memotret olahraga, karena mampu merekam gambar dengan kecepatan 20 frame per detik. Objek yang bergerak sangat cepat pun bisa dibikin “beku” dengan shutter speed mencapai 1/32.000 detik.

Untuk merekam video, kualitas gambarnya mencapai 4K dengan resolusi 3.840 x 2.160 piksel. Namun, karena Sony Alpha A9 lebih didesain untuk memotret, fitur untuk videonya memang kurang lengkap. Hanya ada mode Slow and Quick Motion yang direkam dalam kualitas High Definition (HD).

2. Sony Alpha A7R II
                                Hasil gambar untuk sony alpha a7r ii
Sony Alpha A7R IIJika Anda ingin mendapatkan kamera mirrorless dengan sensor fullframe tapi dengan harga yang sedikit miring, bisa mengalihkan pandangan ke Sony Alpha A7R II. Harganya hanya separuh dari Sony Alpha A9. Namun dengan kemampuan yang tidak kalah jauh.

Sony Alpha A7R II menggunakan 35mm Exmor R CMOS sensor yang menghasilkan gambar dengan resolusi 24 megapiksel. Kualitas gambar yang dihasilkan saat menggunakan ISO 100 cukup mirip dengan foto yang dihasilkan Nikon D750.

Untuk mendukung hasil yang maksimal, kamera ini sudah dilengkapi dengan 5-axis in-body image stabilization. Fitur ini akan membantu Anda ketika memotret sambil bergerak. Goncangan kamera bisa diredam dengan maksimal berkat keberadaan fitur ini.

Kamera ini juga sudah menggunakan teknologi EVF atau electronic view finder. Jadi Anda bisa mengintip objek yang akan difoto dengan kondisi sesuai aslinya. Sayangnya, fitur ini cukup menguras daya baterai kamera.

Saat EVF diaktifkan, Anda hanya bisa mengambil gambar maksimal 270 kali. Jadi kurang cocok untuk para fotografer yang butuh kamera yang bisa dipakai seharian tanpa mengganti baterai.

Selain itu, kamera ini tidak punya kemampuan untuk mengambil gambar secepat Alpha A9. Maksimal shutter speed hanya mampu mencapai 5 frame per detik saja. Jadi kurang andal untuk dipakai memotret aktivitas olahraga.

3. Panasonic Lumix GH5
                               Gambar terkait
Panasonic Lumix GH5Anda membutuhkan kamera mirrorless terbaik yang andal untuk mengambil video? Panasonic Lumix GH5 tampaknya bisa menjawab kebutuhan Anda. Karena GH5 mampu memberikan kualitas video 4K pada kecepatan 60 fps. Bahkan jika Anda menurunkannya hingga 1080K maka kecepatannya bisa mencapai 180 fps.

Namun demikian, Lumix GH5 tak hanya andal dipakai merekam video. Untuk memotret gambar tidak bergerak pun cukup mumpuni. Kamera ini diperkuat sensor Micro Four Thirds dengan kapasitas 20,3 megapiksel.

Untuk mendukung proses pemotretan, GH5 juga dilengkapi dengan 5-axis in-body image stabilization. Sehingga ketika Anda memaksimalkan kecepatan 9 frame per detik dari kamera ini akan terhindar dari hasil yang blur akibat goncangan saat dipegang.

Untuk urusan koneksi, kamera seharga 34 jutaan ini ini menyediakan banyak opsi. Anda bisa menggunakan jaringan Wifi 5GHz atau Bluetooth versi 4.2. Bahkan sudah disediakan soket full-size HDMI untuk mentransfer file dengan resolusi tinggi.

Untuk seri ini juga sudah ada pengembangan teknologi khas Panasonic, yaitu sistem autofokus Depth From Defocus (DFD). Teknologi ini sangat membantu dalam mendapatkan fokus yang diinginkan sehingga fokus yang dihasilkan pun lebih akurat.

Teknologi DFD tak hanya membantu Anda saat memotret objek bergerak agar bisa tajam dan akurat. Tapi juga mampu meningkatkan kecepatan fokus dari kamera ini.

Saat Anda menekan tombol shutter, maka hanya dibutuhkan waktu 0,1 detik saja agar gambar yang diinginkan bisa terekam dengan baik.

4. Fujifilm X-T2
                                 Hasil gambar untuk fujifilm xt2
Fujifilm X-T2Fujifilm X-T2 merupakan hasil pengembangan dari generasi sebelumnya X-T1. Seperti peningkatan performa sensor X-Trans CMOS III APS-C. Di versi sebelumnya gambar yang dihasilkan hanya 16,3 megapiksel, di X-T2 kemampuannya meningkat menjadi 24,3 megapiksel.

Kemampuan autofokus kamera yang dibanderol Rp 25 jutaan ini juga sudah lebih meningkat dibanding generasi sebelumnya. Fujifilm X-T2 punya 169 phase-detection points yang bisa menyasar objek dengan tepat dan akurat.

Untuk mendapatkan performa maksimal dari sistem autofokus yang dikembangkan pada kamera ini, Fujifilm menggunakan sistem pengaturan AF-C terbaru. Sistem ini banyak dijumpai di kamera-kamera DSLR.  Membuat Anda bisa memprediksi pergerakan dari objek foto yang direspon dengan baik oleh kamere.

Peningkatan lain yang dilakukan adalah dari sisi view finder. Jendela intip elektronik yang disediakan memang masih menggunakan layar 2,36 juta dot OLED, tapi X-T2 jauh lebih terang. Punya kapasitas 500cdm/2 berbanding dengan 250cdm/2 pada X-T1.

Untuk pengambilan gambar video, kualitas yang dihasilkan sudah mencapai 4K dengan kecepatan 30 fps. Kecepatan pengambilan foto pun cukup meyakinkan. Anda bisa memilih antara 8 fps dengan menggunakan sistem AF, lalu menurun menjadi 5 fps jika menggunakan fitur Live View.

Sementara dalam hal penyimpan hasil pemotretan, terdapat dua slot kartu SDHC yang mampu menyimpan hingga ratusan foto beresolusi tinggi.

5. Canon EOS M5
                                Gambar terkait
Canon EOS M5Canon EOS M5 memiliki desain dengan rasa DSLR yang cukup kental. Handgrip memiliki lengkungan ergonomis khas DSLR. Selain itu, posisi viewfinder tepat berada di tengah body kamera.

Inilah salah satu kamera mirrorless terbaik yang menjanjikan banyak hal. Sensor APS-C CMOS yang ditanamkan pada kamera ini sanggup menghasilkan gambar dengan ketajaman 24,3 megapiksel.

Sama persis dengan kemampuan yang dimiliki Canon EOS 80D, tapi dengan tubuh yang lebih ramping dan bobot yang jauh lebih ringan.

Kerja sensor tersebut makin mantap berkat dukungan prosesor DIGIC 7 yang merupakan teknologi khas Canon. Sehingga kamera seharga Rp 17 jutaan ini memiliki 49 titik autofokus yang bisa menyasar nyaris ke semua bagian frame.

Ditambah dengan Dual Pixel AF yang membuat EOS M5 ini mampu merekam gambar dengan kecepatan 7 fps dengan menggunakan continuos AF. Keberadaan Dual Pixel AF ini menjadi jaminan bahwa setiap foto yang Anda ambil akan selalu tajam. Meskipun objek yang disasar selalu bergerak karena teknologi ini mampu mendapatkan fokus secara cepat.

Kemampuan fokus yang andal ini berlaku baik saat menggunakan kamera untuk memotret maupun merekam video. Kemudahan lain dari EOS M5 adalah LCD yang sudah mengadopsi teknologi layar sentuh. Layar berukuran 3,2 inci bahkan bisa berfungsi untuk mengatur titik mana yang akan dijadikan fokus.

6. Sony Alpha A6000
                                     Hasil gambar untuk sony alpha a6000
Sony Alpha a6000Bisa dibilang, Sony Alpha A6000 masuk dalam golongan middle-end dari kamera mirrorless terbaik produksi Sony. Berada di pertengahan karena harganya berada di area 8-10 juta rupiah. Tapi kemampuan yang dimiliki melebihi harga yang ditawarkan.

Kecepatan kamera ini dalam mendapatkan fokus dari objek termasuk cepat di kelasnya. Hal ini bisa terjadi karena A6000 memiliki 170 phase detection yang mencakup nyaris seluruh area frame. Dengan kemampuan ini, A6000 bisa dimaksimalkan kecepatannya hingga 11 fps.

Untuk menghasilkan gambar yang  tajam dan penuh warna, dilakukan kombinasi yang tepat antara prosesor dengan sensor. A6000 menggunakan sensor APS-C-sized Exmor APS HD CMOS dan prosesor Bionz X. Kombinasi ini menghasilkan foto yang  jernih dan beresolusi tinggi, hingga 24,3 megapiksel.

Urusan merekam video pun tak kalah mumpuni. Kamera mirrorless terlaris di Amazon ini bisa merekam video dengan kualitas 1080p Full HD pada frame rate 60 fps. Untuk memindahkan data video, disediakan slot HDMI tipe D yang menjamin pemindahan hasil rekaman tidak akan mengubah kondisi aslinya.

Dengan bobot yang ringan dan desain yang simpel, Sony A6000 cenderung jadi favorit para traveler. Karena bisa ringkas dibawa dan dimasukkan ke dalam tas. Apalagi sudah disediakan hot shoe untuk menaruh flash saat kondisi cahaya kurang memungkinkan.

7. Fujifilm X-A2
                         Gambar terkait
Fujifilm X-A2Jangan terlalu terkecoh dengan statusnya yang masuk dalam kelas entry level. Apalagi jika melihat sensor yang dimiliki kamera ini hanya menghasilkan gambar dengan resolusi 16,3 megapiksel. Namun Fujifilm mengganti kekurangan tersebut dengan sejumlah kelebihan.

Fujifilm X-A2 punya kemampuan autofokus yang cukup cepat. Kamera ini juga memiliki fitur eye detection AF. Dengan demikian, kamera akan selalu tepat mengarahkan fokus kepada mata yang menjadi objek foto. Anda pun bisa memilih untuk fokus ke mata kanan atau mata kiri melalui layar LCD.

Tak hanya itu, Fujifilm A-X2 punya respons yang sangat cepat. Saat baru dinyalakan, kamera ini hanya butuh waktu 0,5 detik untuk bisa berfungsi sepenuhnya. Lalu respons saat tombol shutter ditekan jari hanya berkisar 0,05 detik. Sangat responsif untuk ukuran kamera mirrorless entry level.

Sensor APS-C CMOS yang terdapat pada kamera seharga Rp 7,9 jutaan ini ketika dipadukan dengan prosesor EXR mampu menghasilkan foto yang jernih. Bahkan noise muncul saat dipasang pada ISO tinggi seperti ISO 3200 termasuk rendah.

Memindahkan hasil foto dari kamera ini pun cukup mudah. Karena sudah tersedia fitur Wifi yang bisa menghubungan kamera dengan gawai lain tanpa kabel.

Anda bisa memilih foto yang akan dipindahkan melalui gawai yang sudah terhubung. Maksimal pemindahan file dalam sekali proses adalah 30 foto atau 2 GB.


8. Canon EOS M10
                              Gambar terkait
Canon EOS M10Produk lain dari Canon yang masuk jajaran kamera mirrorles terbaik kami adalah Canon EOS M10. Desainnya yang sangat simpel sering dikira orang sebagai kamera saku. Padahal, kemampuannya jelas jauh di atas kamera saku, karena lebih dekat dengan DSLR.

Kamera dengan kekuatan 18 megapiksel berkat sensor APS-C CMOS ini didukung dengan prosesor berteknologi khas Canon, Digic 6. Mampu menghasilkan foto yang jernih, detail, dan penuh warna meski berada dalam kondisi cahaya yang kurang. Range ISO dari kamera ini antara 100-12.800.

Mengenai fokus, EOS M10 menggunakan teknologi Canon’s Hybrid CMOS AF II autofocus system. Teknologi ini menyediakan 49 titik fokus yang mencakup hampir di semua area frame. Mempercepat proses face detection dan object tracking sehingga fokus bisa lebih mudah didapat.

Guna mempermudah penggunaan, kamera seharga Rp 5,9 jutaan ini dilengkapi dengan layar LCD yang bisa dilipat ke atas. Layar LCD pada EOS M10 juga sudah menerapkan teknologi touch screen yang membantu Anda dalam mengoperasikan kamera ini. Dari mulai mengatur setelan kamera hingga memeriksa hasil pemotretan.

Menghubungkan kamera mirrorless ini dengan gawai atau alat yang lain pun sangat mudah. Anda bisa menggunakan koneksi Wifi dengan built-in NFC (Near Field Communication).

Bahkan Anda bisa menggunakan ponsel atau gawai lainnya sebagai remote. Tinggal unduh aplikasi yang dibutuhkan, Anda pun bisa mengoperasikan kamera ini bahkan dengan nyaris tanpa menyentuhnya.

And well.......
That's All from me
see you in my next blog............................ Dan semoga blog ini membantu kakak semua dalam menentukan pilihan kamera kakak"....

SEE YOU........ :V






Senin, 29 April 2019

Perbedaan Kamera DSLR & Mirrorless




back again with me....
di blog saya kali ini, saya ingin berbagi informasi tentang perbedaan mirrorless dengan dslr, sebelum ke topik utama kakak bisa menghubungi saya di:
- IG @wahyu_baskara
- Fb wahyu baskara
- email wahyubaskara17@gmail.com

Ok kita langsung aja k topik utama
first sebelum mengetahui perbedaannya, kita harus tau apa itu kamera dslr dan apa itu kamera mirrorless
well
  • kamera dslr adalah kamera digital yang menggunakan sistem cermin otomatis dan pentaprisma atau pentamirror untuk meneruskan cahaya dari lensa menuju ke viewfinder
  • kamera mirrorless adalah kamera yang pada dasarnya sama seperti kamera DSLR tapi tidak memakai cermin/pentaprisma. Mirrorlessmempunyai banyak nama lain seperti MirrorlessInterchangeable-Lens Camera (MILC), Compact System Camera (CSC), Mirrorless System Camera (MSC), Digital Single Lens Mirrorless (DSLM)

nahh setelah kita mengetahui nama kamera tersebut sekarang kita akan membandingkan kedua kamera tersebut, 

        UKURAN & BERAT




DSLR: seringkali berukuran besar, dempal, ini akan ngebantu banget kalau pas pakai lensa tele yang panjang (dan berat).

Mirrorless: yup, secara umum mirrorless jelas akan lebih kecil, tapi kadang malah lensa-lensa untuk mirrorless juga segedhe gaban juga kayak punya DSLR


Ukurannya yang kecil adalah daya jual utama kamera mirrorless, tapi bukan berarti pada prakteknya mirrorless akan selalu lebih kecil dari DSLR. Ketika ngefoto (dan ngevideo), kita juga menggunakan lensa, nggak hanya body kamera saja. Karena itu, terkadang ketika mirrorless Anda dikombinasikan dengan lensa yang guedhe, ya sama aja jadinya besar juga.

Problem soal ukuran lensa ini ada di semua kamera mirrorless, baik yang full frame maupun yang sensornya APS-C. Meskipun lensa kit bawaan mirrorless relatif kecil, pasti ada aja kalanya ketika kita harus ganti lensa, dengan focal length yang panjang, terutama kalau kita udah makin niat sama fotografi. Dan, terjadilah kombinasi kamera yang kurus dengan lensa yang gendut.

Nah uniknya, sejalan dengan berjalannya waktu, dan semakin canggihnya teknologi mirrorless zaman sekarang, tahun ke tahun ukuran kamera-kamera mirrorless yang “high-end” malah tambah besar. Dan di titik inilah kita mulai bingung harus beli yang mana kan? soalnya ukuran juga mulai sama hehe..


      Lensa
                               Hasil gambar untuk lensa

DSLR: rata-rata memiliki beragam pilihan focal length dan diafragma

Mirrorless: pilihan lensa masih bertumbuh, sepertinya segera sebanyak punya DSLR

Jika Anda ingin punya banyak pilihan lensa, maka menggunakan DSLR harusnya jadi pilihan utama Anda, karena selain tipe yang macam-macam dari brand bawaan kamera, banyak merk 3rd party yang support DSLR (seperti Tamron, Sigma).

Meskipun mirrorless baru keluar 10 tahun lalu, dan saat ini lensa-lensa yang khusus untuk mirrorless memang belum banyak pilihannya, namun mirrorless masih mungkin menggunakan lensa-lensa DSLR dengan menggunakan adapter.

Sebaliknya, kamera DSLR tidak bisa menggunakan lensa-lensa mirrorless karena titik fokus yang terlalu jauh sehingga tidak akan pernah bisa fokus.

Namun sejalan dengan semakin hits-nya mirrorless, kita bisa berharap pilihan lensa yang lebih banyak ke depannya.

           Viewfinder
                               Hasil gambar untuk viewfinder kamera

DSLR: masih banyak fotografer yang lebih nyaman dengan tampilan optik untuk tampilan yang lebih jelas dan bebas nge-lag.

Mirrorless: sementara yang lain malah lebih suka dengan live view versi digital yang ditampilkan di LCD.

Semua DSLR, bahkan yang paling murah, selalu dilengkapi dengan optical viewfinder karena memang itu salah satu desain yang ditawarkan oleh DSLR sejak dulu kala.

Di sisi lain meskipun ada beberapa mirrorless yang menawarkan viewfinder, namun kebanyakan mirrorless tidak. Sehingga Anda harus menggunakan LCD di bagian belakang untuk mengkomposisi foto Anda. Alhasil, terang dikit aja (atau di outdoor), maka Anda akan kesusahan live view di LCD.

Mirrorless yang menawarkan viewfinder biasanya yang agak mahalan, itupun adalah electronic viewfinder—maksudnya menampilkan apa yang diterima sensor secara langsung, tidak melalui cermin optikal. Nah, electronic viewfinder ini kalau yang baru-baru udah nggak ada pixelation (alias kelihatan kotak-kotak) seperti mirrorless zaman awal, namun Anda masih akan menemukan kasus yang kadang agak lag ketika nggerakin kamera terlalu cepat.

Keuntungan menggunakan electronic viewfinder adalah kita bisa menerima lebih banyak informasi dibandingkan dengan optical viewfinder. Kenapa? Karena electronic viewfinder bisa nge-simulasi-kan kira-kira hasil akhir foto kita akan seperti apa, warnanya, distorsinya, tajamnya, dll. Plus masih bisa lihat sebaran histogram secara live.

Namun, simulasi ini tidak selalu sempurna, karena itu masih banyak fotografer yang cenderung memilih pakai optical viewfinder, melihat secara apa adanya tanpa ada gangguan dari settingan kamera yang kita pilih, dan melihat hasil akhirnya kemudian. Lagipula, dengan gini waktu kondisi terang pun kita tetap bisa melihat secara detail tanpa tergantung dengan LCD.

          Autofocus
                                   

DSLR: kalau dulu, autofocus DSLR jelas jauh lebih unggul, tapi kalau sekarang beda cerita. Secara umum, intinya autofocus pada DSLR lebih baik dalam tracking subjek kita, tapi tidak seberapa akurat saat live view.

Mirrorless: sebaliknya, live view cukup akurat saat kita melihat lewat LCD. Dan seri-seri terbaru bisa dibilang autofocusnya udah bagus-bagus semua.

DSLR rata-rata sudah menggunakan “phase-detection” dalam autofocus-nya yang ketika dipakai sangat responsive dengan pergerakan, alhasil ya rata-rata sudah sangat cepat. Namun, kelemahannya adalah metode ini hanya bisa jalan jika cermin di dalam kamera menghadap ke bawah. Sementara ketika Anda menggunakan live view di LCD untuk mengkomposisi (yang mana saat itu cermin menghadap ke atas), sistem ini nggak jalan. DSLR akan otomatis menggunakan sistem contrast AF yang relatif lebih lambat.

Tapi kalau Anda berniat pakai DSLR keluaran baru seperti: EOS 800D, 80D, dan 5D Mk IV, maka Anda tidak perlu begitu khawatir. Canon memberikan inovasi baru dimana phase detection ini sudah dipasang di dalam sensor. Hal ini akan mengatasai masalah DSLR pada umumnya seperti yang dijelaskan di atas.

Sementara itu, mirrorless bergantung sepenuhnya pada sensor (tidak pakai cermin) dan rata-rata menggunakan contrast AF. Yang perlu diperhatikan adalah contrast AF di mirrorless lebih cepat jika dibandingkan dengan contras AF di DSLR. Kok bisa gitu? Karena lensa-lensa mirrorless udah didesain khusus supaya bisa perfom dari sisi autofocus juga.

Kalau mirrorless pakai lensa DSLR gimana? Otomatis ada penurunan kecepatan di sisi autofocus, tapi kan nggak mengurangi kualitas hasil foto :).

Berita bagus dari sisi mirrorless adalah banyak keluaran baru yang menggunakan sistem hybrid AF. Sistem ini menggabungkan phase detection dan contrast AF. Dengan sistem ini, mirrorless baru nggak hanya cepat, tapi juga akurat dalam mengunci fokusnya.



     Continous Shot
                           Hasil gambar untuk continuous shot


DSLR: bahkan DSLR terbaik pun udah kalah cepet kalau udah ngomong speed burst mode

Mirrorless: desain mirrorless memungkinkan produsen memasangi fitur high speed burst mode

Dalam ngefoto action (alias subjek bergerak), kita pasti menggunakan burst mode agar bisa njepret banyak dan berharap beberapa ada yang fokus dan memberikan foto yang bagus. Dan di poin inilah kamera mirrorless bisa lebih unggul.

Tanpa cermin, artinya hanya sedikit part pada mirrorless yang “bergerak” untuk menghasilkan satu jepretannya, dan memungkinkan njepret lebih cepet. Karena itulah kalau udah ngomong speed pada mode burst mode, mirrorless lebih di depan.

Beberapa mirrorless bahkan ada yang menawarkan burst speed hingga 60fps. Yang perlu diingat di sini adalah: burst mode membantu kita mendapatkan banyak gambar ketika ada momen bagus yang lewat, tapi semakin banyak gambar yang Anda foto, semakin cepat memory penuh juga, dan Anda juga harus memilah satu persatu foto sebanyak itu untuk dapat yang “paling bagus”.

Jadi tetaplah bijak dalam melihat spesifikasi di sini :)



          Video

Hasil gambar untuk video making


DSLR: dulu dijadikan andalan utama dalam hal video, beberapa tahun ke belakang ini mulai disalip oleh mirrorless

Mirrorless: 4K udah mulai jadi resolusi umum, AF yang terus lebih bagus – ini masa depan, guys!

Kamera DSLR adalah kamera pertama yang menawarkan resolusi profesional HD dan Full HD. Diiringi dengan luasnya pilihan lensa dan aksesoris lain, serta support yang sudah diakui, banyak profesional videografer yang memilih DSLR.

Tapi itu dulu, sebelum mirrorless hadir dengan fitur-fitur video yang gendeng.

Resolusi video 4K sudah jadi standar umum di kamera-kamera mirrorless keluaran terbaru, sementara DSLR belum beranjak dari Full HD. Kemudian juga ada live view autofocus yang sangat efisien sekali dan hingga saat ini hanya ada di mirrorless. Plus hal ini juga ditunjang dengan semakin banyaknya adapter dan aksesoris-aksesoris lain yang diperuntukkan kamera compact ini.

Kamera-kamera mirrorless baru seperti Panasonic Lumix GH5 dan Sony A7S II bahkan disukai oleh baik fotografer maupun videografer profesional.

       Fitur
                               Hasil gambar untuk fitur kamera

DSLR: bahkan DSLR yang entry level sudah lengkap dengan full manual control

Mirrorless: belakangan ini mulai mengimbangi DSLR dalam hal kontrol, bahkan di beberapa seri selangkah dua langkap lebih maju

Dalam hal fitur fotografi dan kontrol, sulit membedakan DSLR dan mirrorless.

Keduanya menawarkan manual kontrol yang sudah canggih, exposure, kecepatan fokus, dan juga sama-sama bisa memotret dalam format RAW dan JPEG, memungkinkan kita semua mendapatkan hasil yang bagus terlepas mau pakai yang mana saja.

Namun terus ingat tentang viewfinder ya — semua DSLR memiliki viewfinder, namun mirrorless yang relatif “hemat” cenderung tidak punya.


      Kualitas Gambar
Gambar terkait


DSLR: menggunakan teknologi terbaru dan the best baik untuk sensor APS-C maupun Full Frame mereka

Mirrorless: menggunakan sensor yang sama, tapi beberapa seri menggunakan format yang lebih kecil

Nggak ada yang bisa dipilih di sini. Memang benar bahwa resolusi terbesar pada DSLR, Canon EOS 5D bisa memotret full frame dan masih di resolusi 50MP. Sementara Sony A7R III sebenarnya nggak jauh-jauh juga dengan resolusi 42.2 MP-nya.

Kualitas gambar bukan soal megapixel aja tentunya ya kan? Karena faktor utama dalam hal kualitas gambar ada pada ukuran sensor. Sensor full frame adalah sensor dengan ukuran terbesar (saat ini) dan menawarkan kualitas terbaik, namun sensor APS-C juga sudah cukup bagus dan lebih murah.

Anda bisa mendapatkan kedua jenis sensor tersebut baik di DSLR maupun mirrorless.

Yang perlu diingat adalah masih ada beberapa mirrorless di pasaran yang sensornya menggunakan micro 4/3 (lebih kecil dari APS-C). Kamera dengan sensor lebih kecil memang cenderung memiliki ukuran bodi dan lensa yang lebih kecil. Karena itu putuskan kembali mana yang lebih penting bagi Anda, ukuran atau kualitas gambar.

     Ketahanan Baterai
                             Hasil gambar untuk gambar keren baterai kamera

DSLR: rata-rata tahan sampai 600-800 jepretan, seri yang bagusan bisa sampai 1000 jepretan

Mirrorless: rata-rata baterainya lebih cepat habis, kuat hingga 300-400 jepretan. Pastikan ada baterai cadangan

Ngebahas soal perbandingan baterai emang nggak asyik ya? Tapi jadi penting banget kalau perbedaanya sangat kerasa seperti kasus DSLR vs mirrorless ini.

Sebagai contoh, Nikon D7500 bisa dipakai njepret hingga 950 foto dalam sekali charge, sementara Fujifilm X-T2 (yang speks nya nggak jauh-jauh juga) hanya bisa tahan sampai 340 foto sebelum akhirnya baterai habis.  Pola yang sama akan terjadi di semua pebandingan DSLR dan mirrorless lainnya.

Masih belum jelas kenapa, tapi secara fisik memang baterai DSLR ukurannya seringkali lebih besar. Beberapa dari kita mungkin Anda yang kepo “Kan menggerakkan cermin butuh daya lebih besar?” Atau “LCD terus nyala kan otomatis cepet ngabisin baterai…”. Namun, sepertinya bukan karena itu alasannya.

Yang jelas dalam soal baterai ini, DSLR memang memiliki ketahanan baterai yang lebih baik dan siap-siaplah membeli baterai cadangan jika menggunakan mirrorless.

      Harga
                             Hasil gambar untuk gambar sony a7 mark iii

DSLR: beli DSLR murah seringkali dirasa lebih worthy daripada beli mirrorless murah

Mirrorless: Mirrorless hemat nggak punya viewfinder; yang ada viewfinder-nya cenderung lebih mahal

Anda mungkin berharap bahwa mirrorless sebagai kamera yang lebih kecil dan lebih simple jatuhnya akan lebih murah. Tapi faktanya nggak gitu juga kok.

Karena misalnya sekarang, kamera DSLR Canon seri tiga digit seperti EOS 750D harganya juga hampir sama dengan Sony A6000. Sama-sama APS-C, sama-sama ada viewfinder (meskipun satunya EVF) dan spesifikasi relatif memper nggak beda jauh. Itupun dengan baterai 750D yang lebih tahan dan ukuran A6000 yang lebih kecil. Tapi dari sisi harga, hampir sama (8jutaan).

Memang secara harga, baru akhir-akhir ini saja mulai sama, mengikuti spesifikasi mirrorless yang terus berkembang maka harganya juga berangsur-angsur lebih mahal setiap keluar model baru.

Jadi tips bagi Anda mungkin mulai sekarang harus benar-benar menimbang-nimbang antara DSLR dan mirrorless. Harapan kami 10 perbedaan “singkat” ini menjadi gambaran yang cukup bagus untuk memutuskan beli yang mana… :)

well sekian blog kali ini semoga membantu ya kakak........... :v
see you in my next blog